Kamis, 20 Mei 2010

AL-QURAN

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam mempercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.(75:17-75:18)
Sedangkan secara terminology al-quran adalah:“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
Kemurnian Kitab Al-Quran dijamin langsung oleh Allah, yaitu Dzat yang menciptakan dan menurunkan Al-Quran itu sendiri. Dan pada kenyataannya kita bisa melihat, satu-satu kitab yang mudah dipelajari bahkan sampai dihafal oleh beribu-ribu umat Islam.
Ada sebuah janji di dalam Al-Qur’an bahwa Allah s.w.t. akan memelihara Islam saat menghadapi bahaya dan percobaan seperti diungkapkan dalam ayat: “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”. (QS.Al-Hijr(15):10). Sesuai dengan janji tersebut maka Allah yang Maha Perkasa akan menjaga Firman-Nya dengan empat cara.
1.    melalui daya ingat mereka yang telah menghafal keseluruhan Al-Qur’an sehingga keutuhan teks dan urutannya tetap terjaga. Pada setiap zaman terdapat ratusan ribu orang yang menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dimana jika ada yang menanyakan satu kata saja, mereka ini dapat mentilawatkan kalimatnya. Melalui cara ini Al-Qur’an dipelihara terhadap penyimpangan verbal sepanjang masa.
2.    melalui ulama-ulama akbar di setiap zaman yang memperoleh pemahaman Al-Qur’an, dimana mereka ini menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan Hadits, sehingga dengan cara tersebut Firman Tuhan terpelihara dari penyimpangan penafsiran dan arti.
3.    melalui para cendekiawan yang mengungkapkan ajaran Al-Qur’an berdasarkan logika dan dengan demikian memeliharanya terhadap serangan dari para filosof yang berpandangan cupat.
4.     melalui mereka yang mendapat karunia keruhanian dimana mereka di setiap zaman menjaga Firman Suci Tuhan terhadap serangan-serangan dari mereka yang menyangkal mukjizat dan wawasan keruhanian. Allah yang Maha Agung berfirman: “Katakanlah: “Sekiranya setiap lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscayalah lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai bantuan tambahan”“. (S.18 Al-Kahf:110).
Pesona dan keindahan AlQur’an Adalah Nur dan kehidupan setiap Muslim, Rembulan mungkin kecintaan lainnya Bagi kami yang terkasih Al-Qur’an semata. Telah kucari ke berbagai penjuru Tak bersua sama sekali tandingannya, Bagaimana tidak ada padanannya Ia adalah Kalam Suci Tuhan yang Maha Kaya. Setiap kata di dalamnya berisi kehidupan Dan sumber mata air tak berkesudahan, Tak ada kebun yang demikian indah Tidak juga taman serupanya. Kalam Allah yang Maha Pengasih Tak ada bandingannya, Meski mutiara dari Oman Atau pun mirah dari Badakshan. bagaimana mungkin kata manusia Bisa mengimbangi Kalam Ilahi? Di sini kekuatan samawi, di sana tanpa daya, Bedanya demikian nyata. Dalam pengetahuan dan kefasihan Gimana mungkin manusia mengimbangi-Nya? Padahal para malaikat pun Tak berdaya di hadirat-Nya. Bahkan kaki serangga kecil pun Tak mampu manusia mencipta, Bagaimana mungkin baginya Mencipta Nur sang Maha Perkasa?
 Nur dari Al-Furqan Adalah yang paling cemerlang dari semua sinar, Maha Suci Dia yang dari-Nya Mengalir sungai nur ruhani. Pohon keimanan dalam Ketauhidan Ilahi Sudah hampir meranggas kering Ketika tiba mata air murni ini Muncul dari ketiadaan. Ya Allah, Furqan-Mu sendiri adalah alam hakiki Yang berisi segala yang dibutuhkan makhluk ini. Telah kucari ke seluruh dunia, Telah kutelusuri semua tempat niaga Yang kutemukan adalah piala satu ini Berisi ilmu hakiki sang Ilahi. Tak ada padanan Nur ini Di segenap penjuru bumi Fitratnya unik dalam segala hal Tanpa tanding di segala bidang. Semula kukira bahwa Furqan serupa dengan tongkat Musa, Setelah kurenungi mendalam nyatanya Setiap katanya adalah al-Masih. Jika buta mata mereka Itu kesalahan mereka sendiri, Padahal Nur ini telah bersinar Seterang seratus mentari. Betapa menyedihkan kehidupan Umat manusia di dunia, Yang hatinya tetap membuta Meski tersedia Nur hakiki ini.
 “Dan barangsiapa berpaling dari adz-Dzikr-KU, maka sesungguhnya baginya kehidupan yg sempit dan KAMI akan menghimpunnya pada hari Kiamat dlm keadaan buta.” (QS Thaha, 20:124).

0 komentar:

Posting Komentar