Minggu, 30 Mei 2010

SIAPA BILANG PACARAN GA BOLEH

siapa bilang pacaran ga boleh?????
Pacaran tu boleh banget apalagi bagi yang dah ga kuat….(kuat apa coba????)
gini lho saya mau ngasih saran buat semua…pacaran yang sehat (InsyaAllah) ga dosa.
ini tips sebetulnya bukan dari saya pribadi tapi dari salah satu guru saya…mudah-mudahan beliau ridho pendapatnya saya kembangkan lagi..,
Gini caranya:
Semuanya tau kan rukun Islam….(oh ia lupa ini tips khusus buat orang Islam)
Nah…gini Rukun Islam kan da Lima…
biar pacarannya ga dosa maka pacarannya jangn lupa pke rukun Ok!!
Rukun pacaran juga ada lima lho sama kaya Rukun Islam
  1. Syahadat= syahadat itu kan artinya  ”bersaksi” ,,,,buat kamu yang dah naksir ma cewe kalau cowo buktikan bahwa kamu itu benar sayang ‘n cinta ma cewe itu, cara pembuktiannya ya dengan cara mengkhitbahnya /tunangan biar pasangannya ga da yang ngeganggu lagi.
  2. Sholat= sholat istikhoroh. setelah mengkhitbah terus minta petunjuk kepada Allah supaya dapat pasangan yang sholeh/sholehah.
  3. Zakat= ngekhitbah ma sholat istikhoroh kan udah tuwh…kalau dah ngerasa cocok selanjutnya siapin tuwh buat mas kawinnya, kalau bisa mah mas kawinnya yang gede ajj sekalian tpi kalau ga da juga jngn terlalu memaksakan…ma besi satu kilo juga ga apa apa…asal ridho ajA tuwh calon istrinya..he,.
  4. Puasa=Nah buat kamu yang belum bisa ngelakuin itu tapi dah ga kuat pengen nikah….tahan dulu cuy…Rasulullah kan menganjurkan untuk puasa.. ea ga??
  5. Naik Haji=Nah ini poin terakhir…kalau dah mampu semuanya baru dch bisa naik….(naik apa ya?) maksudnya naik pelaminan..
Nah buat kamu yang udah bisa ngelakuin Rukun bercinta tadi Insya Allah dch pacarannya ga dosa…
jadi kta siapa pacaran ga boleh???
pacaran itu boleh….asal pake tuwh rukunnya ya!!!Ok!!
“mudah-mudahan manfaat”

Selasa, 25 Mei 2010

SEBUAH JANJI DALAM AL-QURAN


Ada sebuah janji di dalam Al-Qur’an bahwa Allah s.w.t. akan memelihara Islam saat menghadapi bahaya dan percobaan seperti diungkapkan dalam ayat: “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”. (QS.Al-Hijr(15):10). Sesuai dengan janji tersebut maka Allah yang Maha Perkasa akan menjaga Firman-Nya dengan empat cara. Pertama, melalui daya ingat mereka yang telah menghafal keseluruhan Al-Qur’an sehingga keutuhan teks dan urutannya tetap terjaga. Pada setiap zaman terdapat ratusan ribu orang yang menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dimana jika ada yang menanyakan satu kata saja, mereka ini dapat mentilawatkan kalimatnya. Melalui cara ini Al-Qur’an dipelihara terhadap penyimpangan verbal sepanjang masa. Kedua, melalui ulama-ulama akbar di setiap zaman yang memperoleh pemahaman Al-Qur’an, dimana mereka ini menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan Hadits, sehingga dengan cara tersebut Firman Tuhan terpelihara dari penyimpangan penafsiran dan arti. Ketiga, melalui para cendekiawan yang mengungkapkan ajaran Al-Qur’an berdasarkan logika dan dengan demikian memeliharanya terhadap serangan dari para filosof yang berpandangan cupat. Keempat, melalui mereka yang mendapat karunia keruhanian dimana mereka di setiap zaman menjaga Firman Suci Tuhan terhadap serangan-serangan dari mereka yang menyangkal mukjizat dan wawasan keruhanian. (Ayyamus Sulh, Qadian, Ziaul Islam Press, 1899; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 14, hal. 288, London, 1984). * * * Jangan sampai umat Islam berpandangan bahwa turunnya wahyu dimulai dengan kedatangan Nabi Adam a.s. dan telah berakhir dengan selesainya penugasan Hadzrat Rasulullah s.a.w. sehingga setelah beliau lalu dianggap wahyu Ilahi tidak ada lagi. Janganlah kita mempunyai keyakinan seperti bangsa Hindu yang berpendapat bahwa Firman Tuhan hanya terbatas kepada apa yang sudah disampaikan-Nya saja. Sejalan dengan aqidah Islam, yang namanya firman, pengetahuan dan kebijakan-Nya, sebagaimana juga Wujud-Nya, adalah bersifat tidak terbatas. Allah yang Maha Agung berfirman: “Katakanlah: “Sekiranya setiap lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscayalah lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai bantuan tambahan”“. (S.18 Al-Kahf:110). Kami memahami telah berhentinya wahyu Ilahi turun ke bumi dalam pengertian bahwa karena yang telah diturunkan berupa Al-Qur’an sudah sangat lengkap guna memperbaiki kondisi umat manusia maka tidak akan ada lagi kaidah baru. Pada saat diturunkannya Al-Qur’an tersebut, segala hal yang berkaitan dengan akhlak, aqidah dan perilaku manusia sudah rusak sama sekali dimana segala bentuk penyimpangan dan kejahatan telah mencapai puncaknya. Karena itulah ajaran yang dibawa Al-Qur’an bersifat sangat komprehensif. Dalam pengertian inilah dikatakan bahwa kaidah yang dikemukakan Al-Qur’an bersifat sempurna dan terakhir atau final, sedangkan kaidah yang dibawa oleh Kitab-kitab suci terdahulu itu tidak lengkap karena tingkat kejahatan manusia di masanya belum mencapai klimaks sebagaimana saat diturunkannya Al-Qur’an. Perbedaan di antara Al-Qur’an dengan Kitab-kitab yang diwahyukan lainnya adalah meskipun Kitab-kitab itu dipelihara dengan segala cara, tetapi karena ajaran yang dibawanya tidak sempurna maka masih diperlukan diwahyukan¬nya Al-Qur’an sebagai ajaran yang paling sempurna. Hanya saja tidak akan ada lagi Kitab lain yang akan diwahyukan setelah Al-Qur’an karena tidak ada sesuatu yang bisa melampaui apa yang namanya kesempurnaan. Bilamana diandaikan bahwa prinsip-prinsip hakiki dari Al-Qur’an bisa disesatkan seperti halnya Veda dan Injil dimana manusia menciptakan sekutu bagi Tuhan-nya serta ajaran Ketauhidan Ilahi diselewengkan dan disesatkan sehingga berjuta-juta umat Islam lalu mengikuti syirik dan menjadi penyembah makhluk, maka dalam keadaan seperti itu bisa jadi perlu diwahyukan syariat baru dan diutus seorang Rasul baru. Namun perandaian seperti ini jelas tidak masuk akal. Penyesatan ajaran Al-Qur’an tidak mungkin terjadi karena Allah yang Maha Agung telah berfirman: “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”. (S.15 Al-Hijr:10). Kebenaran daripada nubuatan ini telah dibuktikan sepanjang sejarah selama 1300 tahun terakhir. Sejauh ini tidak ada ajaran pagan atau penyembahan berhala bisa berhasil menyusup ke dalam Al-Qur’an sebagaimana yang terjadi pada Kitab-kitab suci lainnya. Pikiran waras pun tidak bisa membayangkan bahwa hal seperti itu dapat terjadi. Berjuta-juta umat Islam telah menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dan terdapat ribuan buku tafsir yang akan menjaga arti dan pengertiannya. Ayat-ayatnya ditilawatkan dalam shalat lima kali sehari dan Kitab ini dibaca orang setiap hari. Kitab ini dicetak di semua negeri-negeri di dunia dalam jumlah jutaan buku dimana ajarannya karena diketahui oleh setiap orang sehingga kita pun menyadari secara pasti bahwa adanya perubahan atau penyimpangan dalam ayat-ayat Al-Qur’an merupakan suatu hal yang sama sekali tidak mungkin terjadi. 
(Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 100-102, London, 1984)

Kamis, 20 Mei 2010

AL-QURAN

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam mempercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.(75:17-75:18)
Sedangkan secara terminology al-quran adalah:“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
Kemurnian Kitab Al-Quran dijamin langsung oleh Allah, yaitu Dzat yang menciptakan dan menurunkan Al-Quran itu sendiri. Dan pada kenyataannya kita bisa melihat, satu-satu kitab yang mudah dipelajari bahkan sampai dihafal oleh beribu-ribu umat Islam.
Ada sebuah janji di dalam Al-Qur’an bahwa Allah s.w.t. akan memelihara Islam saat menghadapi bahaya dan percobaan seperti diungkapkan dalam ayat: “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”. (QS.Al-Hijr(15):10). Sesuai dengan janji tersebut maka Allah yang Maha Perkasa akan menjaga Firman-Nya dengan empat cara.
1.    melalui daya ingat mereka yang telah menghafal keseluruhan Al-Qur’an sehingga keutuhan teks dan urutannya tetap terjaga. Pada setiap zaman terdapat ratusan ribu orang yang menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dimana jika ada yang menanyakan satu kata saja, mereka ini dapat mentilawatkan kalimatnya. Melalui cara ini Al-Qur’an dipelihara terhadap penyimpangan verbal sepanjang masa.
2.    melalui ulama-ulama akbar di setiap zaman yang memperoleh pemahaman Al-Qur’an, dimana mereka ini menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan Hadits, sehingga dengan cara tersebut Firman Tuhan terpelihara dari penyimpangan penafsiran dan arti.
3.    melalui para cendekiawan yang mengungkapkan ajaran Al-Qur’an berdasarkan logika dan dengan demikian memeliharanya terhadap serangan dari para filosof yang berpandangan cupat.
4.     melalui mereka yang mendapat karunia keruhanian dimana mereka di setiap zaman menjaga Firman Suci Tuhan terhadap serangan-serangan dari mereka yang menyangkal mukjizat dan wawasan keruhanian. Allah yang Maha Agung berfirman: “Katakanlah: “Sekiranya setiap lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscayalah lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai bantuan tambahan”“. (S.18 Al-Kahf:110).
Pesona dan keindahan AlQur’an Adalah Nur dan kehidupan setiap Muslim, Rembulan mungkin kecintaan lainnya Bagi kami yang terkasih Al-Qur’an semata. Telah kucari ke berbagai penjuru Tak bersua sama sekali tandingannya, Bagaimana tidak ada padanannya Ia adalah Kalam Suci Tuhan yang Maha Kaya. Setiap kata di dalamnya berisi kehidupan Dan sumber mata air tak berkesudahan, Tak ada kebun yang demikian indah Tidak juga taman serupanya. Kalam Allah yang Maha Pengasih Tak ada bandingannya, Meski mutiara dari Oman Atau pun mirah dari Badakshan. bagaimana mungkin kata manusia Bisa mengimbangi Kalam Ilahi? Di sini kekuatan samawi, di sana tanpa daya, Bedanya demikian nyata. Dalam pengetahuan dan kefasihan Gimana mungkin manusia mengimbangi-Nya? Padahal para malaikat pun Tak berdaya di hadirat-Nya. Bahkan kaki serangga kecil pun Tak mampu manusia mencipta, Bagaimana mungkin baginya Mencipta Nur sang Maha Perkasa?
 Nur dari Al-Furqan Adalah yang paling cemerlang dari semua sinar, Maha Suci Dia yang dari-Nya Mengalir sungai nur ruhani. Pohon keimanan dalam Ketauhidan Ilahi Sudah hampir meranggas kering Ketika tiba mata air murni ini Muncul dari ketiadaan. Ya Allah, Furqan-Mu sendiri adalah alam hakiki Yang berisi segala yang dibutuhkan makhluk ini. Telah kucari ke seluruh dunia, Telah kutelusuri semua tempat niaga Yang kutemukan adalah piala satu ini Berisi ilmu hakiki sang Ilahi. Tak ada padanan Nur ini Di segenap penjuru bumi Fitratnya unik dalam segala hal Tanpa tanding di segala bidang. Semula kukira bahwa Furqan serupa dengan tongkat Musa, Setelah kurenungi mendalam nyatanya Setiap katanya adalah al-Masih. Jika buta mata mereka Itu kesalahan mereka sendiri, Padahal Nur ini telah bersinar Seterang seratus mentari. Betapa menyedihkan kehidupan Umat manusia di dunia, Yang hatinya tetap membuta Meski tersedia Nur hakiki ini.
 “Dan barangsiapa berpaling dari adz-Dzikr-KU, maka sesungguhnya baginya kehidupan yg sempit dan KAMI akan menghimpunnya pada hari Kiamat dlm keadaan buta.” (QS Thaha, 20:124).

Rabu, 12 Mei 2010


Rasulullah saw. Adalah sebaik-baik teladan dalam hidup kita



Hanya beliau dalam catatan sejarah yang menjadi suri teladan dalam segala aspek.
· Jika anda seorang hartawan, teladanilah Rasulullah Saw. Ketika beliau berdagang dengan membawa barang dagangan antar Hijaz dan Syam, dan menguasai perbendaharaan Bahrain…
· Jika anda termasuk orang yang kurang mampu dalam hal materi, maka ikutilah Rasulullah Saw. Yang tereksklusif oleh rakyat Abi Thalib, ketika beliau meninggalkan tempat tinggalnya berhijrah ke Madinah beliau tidak membawa harta benda sedikitpun…
· Jika anda seorang penguasa maka ikutilah sunnah beliau dan perbuatan-perbuatannya, ketika beliau menjadi penguasa orang arab, beliau menguasai beberapa negeri dan menjadikan penguasa-penguasa mereka tunduk kepada beliau …
· Jika anda seorang rakyat lemah, anda bisa mengambil dari Rasulullah saw. Teladan yang baik, ketika beliau teraniaya di Mekkah di bawah kekuasaan orang-orang musyrik…
· Jika anda seorang pemenang, anda juga bisa mengambil contoh dari kehidupan Rasulullah saw. Ketika beliau menang melawan musuh-musuhnya pada perang Badar, Hunain dan fathu Makkah…
· Jika anda seorang yang kalah .., ambillah contoh dari Rasulullah Saw. Ketika beliau sedang berperang pada perang Uhud beliau berada di tengah-tengah sahabatnya yang terbunuh dan yang kelemahan karena terluka…
· Jika anda seorang pengajar, maka anda dapat mengambil contoh darinya, beliau mengajar para sahabatnya di mesjid…
· Jika anda seorang murid yang terpelajar, maka anda dapat membayangkan bagaimana keadaan beliau ketika beliau berguru kepada Jibril as.
· Jika anda seorang penasihat dan pembimbing yang terpercaya, maka dengarkanlah Rasulullah saw. Ketika beliau menasihati para sahabatnya di masjid Nabawi…
· Jika anda seorang yatim piatu, ayah beliau meninggal ketika beliau masih di dalam kandungan, kemudian ibunya meninggal ketika masih berumur 6 tahun…
· Jika anda seorang anak-anak, perhatikan ketika beliau masih kecil di susukan oleh Halimah Sa’diah dengan penuh kasih sayang…
· Jika anda seorang pemuda, maka bacalah perjalanan seorang penggembala Makkah…
· Jika anda seorang pedagang yang melakukan perjalanan membawa barang dagangan, maka perhatikanlah keadaan pemimpin kafilah yang hendak menuju Basrah…
· Jika anda seorang hakim, maka perhatikan kebijaksanaan beliau menangani permasalahan ketika para pembesar Makkah saling berselisih dan hampir berperang untuk memperebutkan meletakkan hajar aswad pada tempatnya, mari kita melihat bagaimana beliau menyelesaikan perkara dengan penuh kearifan ketika beliau berada di halaman mesjid Madinah, beliau tidak pilih kasih dan menyamakan hak antara orang kaya dan miskin.
· Jika anda seorang suami, maka bacalah sejarah dan kehidupan yang jujur dan adil terhadap suami Khadijah dan Aisyah, jika anda seorang ayah terhadap anak-anak anda maka belajarlah terhadap apa yang telah di lakukan oleh ayah Fatimah az Zahra atau kakek Hasan dan Husein…
Di posisi manapun anda dan bagaimanapun keadaan yang anda alami, siang dan malam yang anda lalui maka anda bisa mencontoh kehidupan Muhammad Saw. Sebagai petunjuk dan teladan yang baik yang dapat mencerahkan kehidupan anda, kemudian dapat memperbaiki urusan-urusan anda yang membingungkan. Beliau adalah pribadi yang agung di dunia ini.